Wabah yang Menuntut Berubah

Wabah yang Menuntut Berubah, corono mengubah segalanya, dampak corona, dampak wabah corona, masbobz, masbobz.com
Source: unsplash.com


Pertama saat mengetahui kabar wabah ini sudah masuk ke Indonesia, saya jujur tidak terlalu ambil pusing dan tetap menjalankan aktivitas seperti biasa. Yang penting saya lebih rajin cuci tangan dan pakai masker saja. Cukup.

Sampai akhirnya jumlah pasien terus bertambah drastis, nyaris semua liga sepakbola, basket, dan olahraga lain dihentikan di seluruh dunia. Akhirnya saya mulai anggap serius wabah ini. Saya pikir virus baru ini bisa lenyap sendirinya sesuai dengan daya tahan tubuh masing-masing orang.

Tapi ternyata tidak sesederhana itu. Bahkan para atlet yang kondisi fisiknya terjaga dan nutrisinya tercukupi dengan baik bisa terkena dan mengalami gejala yang cukup menakutkan, apalagi orang-orang biasa seperti saya yang suka makan gorengan berbungkus kertas HVS yang rasanya nikmat itu.

Dan setelah tempat saya bekerja memutuskan untuk memberlakukan work from home (WFH atau kerja dari rumah), segera lah saya memutuskan untuk mudik jauh lebih awal. Sempat saya coba dua hari WFH dari kamar kos dan rasanya luar biasa membuat tertekan. Keluar cuma untuk beli makan dan hanya tinggal sedikit penghuni yang masih berada di kos.

Untuk ukuran orang yang cukup introvert, yang memang tidak terlalu menginginkan banyak interaksi, memiliki terlalu sedikit interaksi ternyata berat juga dijalani.

Kewarasan mental lah yang jadi pertimbangan saya untuk bisa bersama keluarga saja. Tidak terbayang akan berada di kamar kos sendirian berbulan-bulan, hanya berteman perabot kamar dan mi instan.

Sampai di rumah, saya pun melakukan karantina secara mandiri, Alhamdulillah setelah lewat 14 hari semuanya aman terkendali, sehat wal afiat.

●●●

Kampung halaman saya termasuk daerah yang sejauh ini tidak terlalu merasakan dampak wabah ini. Banyak pedagang masih mencari rejeki seperti biasa, jalanan lengang ada maupun tidak ada wabah memang seperti ini dari dulu.

Bedanya hanya, sekarang mayoritas orang-orang sudah lebih sadar terhadap kebersihan dengan menggunakan masker dan lebih sering cuci tangan karena memang disediakan fasilitas cuci tangan di banyak tempat. Semoga ini bukan kesadaran sementara.

Untuk sekolah dan beberapa instansi memang juga menerapkan WFH, tapi sisanya, masyarakat yang memang mencari rejeki dari usaha harian tetap menjalankan aktivitas seperti biasa.

Memang, harus diakui lebih banyak orang yang membatasi aktivitasnya diluar rumah saat ini. Sekalinya perlu keluar rumah, biasanya akan sekalian mengurusi banyak hal. Dengan kondisi ini otomatis juga berpengaruh pada banyak hal, salah satunya adalah para penjual makanan dan bahan makanan. Penurunan permintaan sudah mereka rasakan.

Kondisi berbeda ini akhirnya menuntut mereka untuk berubah, beradaptasi. Mulai lah mereka menawarkan dagangannya secara online, lewat grup whatsapp maupun facebook, dengan penawaran spesial dagangannya bisa diantar sampai ke rumah.

Pelan-pelan akhirnya mereka menemukan pelanggannya kembali. Wabah besar ini, harus diakui malah seolah-olah menjadi pemicu banyak orang untuk belajar hal baru, contohnya adalah belajar menawarkan dagangan secara online. Untuk mereka yang sudah membangun reputasi bahkan sebelum masuk ke ranah online, tentu ketika berpindah ke online akan lebih mudah menawarkan dagangannya.

●●●

Wabah yang Menuntut Berubah, corono mengubah segalanya, dampak corona, dampak wabah corona, masbobz, masbobz.com, perubahan jaman
Source: unsplash.com


Perubahan jaman seperti ini rasanya bukan pertama kali ini saja terjadi. Saya termasuk generasi yang mengalami transisi dari hal yang perlu dilakukan menggunakan berbagai alat terpisah, sampai bisa dijadikan satu dalam smartphone.

Saya lahir tahun 90an, dan sempat mengalami masa untuk mengajak janjian teman bermain di sore hari, saya harus menelepon nomor rumahnya atau langsung naik sepeda ke rumahnya, yang kadang masih harus sial karena teman saya itu masih tidur.

Saya juga mengalami masa untuk memutar lagu band favorit tanpa perlu menunggu di radio, harus nabung beberapa lama dulu dan beli kaset tape nya. Sekarang untuk janjian dengan teman atau memutar lagu favorit saya bisa lakukan cuma dari satu benda bernama smartphone.

Perubahan jaman menuntut saya dan banyak orang berubah untuk memanfaatkan teknologi yang ada demi membantu kegiatan sehari-hari. Dan sepertinya wabah yang kali ini datang tidak jauh berbeda. Dia membawa misi, mungkin, untuk memicu beberapa perubahan segera terjadi.

Baru kali ini saya mengalami masa, bahkan untuk bersalaman dengan sanak famili pun tidak dilakukan dulu. Masa dimana banyak orang melakukan aktivitasnya secara online, pelajar, mahasiswa, pekerja kantoran. Masa dimana banyak hal perlu disederhanakan supaya kegiatan tetap berlangsung, pesan makanan lewat nomor whatsapp pedagangnya langsung, kerja cukup menggunakan pakaian rumahan dan menghadap layar, nilai rapor atau IPK dihitung menggunakan hasil dari tugas-tugas yang dikerjakan.

Bahkan di tengah wabah begini, saya masih sempat ambil hikmah dan percaya bahwa Tuhan tidak memberikan cobaan pada hamba-NYA melebihi batas kemampuan. Misal wabah ini terjadi saat internet dan smartphone belum banyak digunakan seperti sekarang, saya yakin kesulitan yang dialami banyak orang akan lebih berlipat ganda.

●●●

Penutup
Wabah ini juga mengajarkan hal penting pada banyak orang tidak terkecuali saya, yaitu bersyukur. Kadang di tengah cobaan kehidupaan atau tantangan dalam pekerjaan, mengeluh sudah jadi kebiasaan. Sampai-sampai terucap bahwa tidak betah lagi dengan pekerjaan yang dipunya.

Di tengah wabah seperti sekarang, untuk bisa tetap memiliki pekerjaan dan menerima bayaran secara utuh sudah merupakan sebuah kemewahan. Dan akhirnya membuat banyak orang termasuk saya untuk bisa lebih mensyukuri apa yang dimiliki sekarang dengan cara tidak bersantai-santai saja walaupun harus bekerja dari rumah.

Wabah ini juga seolah membuka mata, bahwa pandangan kita selama ini terhadap mereka yang hidupnya terlihat lebih menyenangkan dari kita mulai berubah. Para musisi, artis layar kaca, dan banyak publik figur lainnya ketika diwawancara hampir semuanya mengeluh bahwa mereka tidak bisa bekerja seperti biasa, dan sama-sama berdoa semoga wabah ini cepat usai.

Ya, doa mereka tidak berbeda dari kita. Ternyata mereka pun sama, hanya manusia seperti kita yang berusaha mencari rejeki-NYA.

Mari berharap wabah yang menuntut kita berubah ini bisa berujung cerah. Aamiin.


⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼




Comments