Membuat Portofolio yang Bercerita

Membuat Portofolio yang Bercerita, yang dibutuhkan perusahan, yang dicari perusahaan, yang perusahaan butuhkan, yang perusahaan cari, masbobz, masbobzdotcom
Sumber: unsplash


Sejak mulai mendalami profesi sebagai UI/UX Designer di pertengahan tahun lalu, saya hanya fokus untuk menghasilkan berbagai desain user interface website/aplikasi yang eye-catching, penuh pernak-pernik, untuk selanjutnya bisa diunggah di Dribbble dengan harapan mendapatkan banyak like.

Karena saya melihat banyak orang lain melakukan hal yang serupa. Mungkin memang beginilah cara kerjanya.

Tapi setelah mengikuti beberapa acara meetup yang diadakan oleh UXID Jogja (sebuah komunitas nirlaba seputar User Experience cabang Jogja), saya mendapat kesimpulan bahwa apa yang saya dan banyak designer lainnya lakukan diatas adalah KELIRU.

●●●

Daripada hanya fokus pada hasil akhir desain user interface yang "wah" dari segi tampilan saja, lebih baik fokus pada hal yang lebih penting, yaitu proses dibalik pembuatannya.

Karena pada dasarnya, desain adalah urusan untuk memberikan solusi dari sebuah permasalahan. Jika tidak ada dasar pertimbangan yang jelas kenapa menggunakan berbagai elemen grafis yang kita pilih dalam desain, maka itu bisa jadi asumsi saja, bukanlah desain.

Lebih mengutamakan proses pada setiap pembuatan desain berlaku pada tiap model pekerjaan. Entah itu sebagai freelancer, atau bekerja di perusahaan.

Di salah satu meetup yang diadakan oleh UXID Jogja, ada salah satu pengisi acara yang menekankan kenapa penting bagi seorang UI/UX Designer untuk tidak fokus pada hasil akhir saja. Karena jika kita memilih untuk melamar pekerjaan di sebuah perusahaan, dalam hal ini untuk posisi UI/UX Designer, maka yang perusahaan cari dari kandidat bukanlah sekedar desain yang "wah".

Yang perusahaan butuhkan dari kandidat bukanlah jumlah like dan follower dari unggahan di akun Dribbble. Yang perusahaan cari dan butuhkan dari kandidat adalah bagaimana proses yang kita lalui sampai akhirnya menghasilkan solusi dalam bentuk desain.

Karena kembali lagi, yang akan perusahaan pekerjakan adalah manusia. Bagaimana bisa perusahaan mengenal kandidat lebih baik sebelum memutuskan untuk merekrut mereka, jika yang kandidat tunjukkan adalah visual yang menawan semata tanpa penjelasan apa-apa? Perusahaan ingin tahu bagaimana kandidat memahami permasalahan yang ingin dipecahkan, menemukan solusinya, dan mengaplikasikannya.

Di dunia kerja profesional, hal-hal yang dicari dan dibutuhkan perusahaan tersebut juga dicari dan dibutuhkan oleh para calon klien jika kita memutuskan untuk bekerja freelance. Hal-hal tersebut adalah kemampuan dasar yang harus dimiliki. Jika kita kesulitan untuk menjelaskan bagaimana kita bisa sampai ke hasil akhir dari desain yang kita buat, maka kesempatan untuk bisa deal dengan klien atau diterima bekerja di sebuah perusahaan akan sulit terjadi.


Sumber: unsplash


Setelah mendapat sudut pandang baru agar jangan hanya fokus pada hasil akhir tapi pada prosesnya juga, saya mulai coba mendokumentasikan hasil pekerjaan saya dalam sebuah urutan cerita, yang bisa kamu baca contohnya disini: Redesigning Internal Office Website

Contoh dokumentasi dari pekerjaan saya tersebut adalah hasil observasi dokumentasi pekerjaan dari beberapa UI/UX Designer yang saya temukan di platform Medium. Dari hasil observasi tersebut, saya coba modifikasi dan sesuaikan supaya mengakomodasi proses dari pekerjaan yang saya lakukan untuk selanjutnya bisa saya tuliskan prosesnya.

Ada beberapa aspek yang mungkin bisa kamu terapkan juga dalam menceritakan hasil pekerjaanmu:


  1. Permasalahan/Tantangan
    Ceritakan secara jelas, tidak harus panjang lebar, tentang apa permasalahan yang kamu coba selesaikan dan cari solusinya melalui desain yang akan kamu buat.

  2. Proses
    Pada bagian ini, kamu bisa ceritakan tahap demi tahap yang kamu lakukan sampai akhirnya mendapatkan solusi dari permasalahan yang coba kamu selesaikan. Dan bisa juga kamu ceritakan tahapan dari proses implementasi solusi tersebut.

  3. Hasil Akhir
    Nah disinilah kamu bisa unjuk gigi dengan hasil akhir yang tidak hanya menawan, tapi juga penuh dengan pertimbangan dibaliknya. Kamu bisa tunjukkan dalam bentuk gambar atau bahkan video.

    Kalau yang ingin kamu tunjukkan adalah sebuah prototype interaktif dari desain aplikasi/website, kamu juga bisa bagikan URL dari prototype tersebut, jika memang diperbolehkan untuk dibagikan ke publik.


●●●

Perlu digaris bawahi, memberikan hasil akhir yang "wah" bukanlah hal yang buruk. Yang coba ditekankan dalam tulisan kali ini adalah, bagaimana kita sebagai seorang designer tidak hanya mementingkan hasil, tapi juga proses dibaliknya. Karena hal itulah yang lebih krusial dan akan membawa dampak baik pada kedua belah pihak: klien atau perusahaan, dan kita sebagai designer.

Mulailah untuk membuat portofolio yang bisa bercerita! 👊


●●●


Baca juga artikel terkait:



Comments