UI/UX Designer, Tidak Berhenti Sampai Buat Desain Saja


UI/UX Designer, Tidak Berhenti Sampai Buat Desain Saja, peran ui/ux designer, jobdesc ui/ux designer, masbobz.com
Source: unsplash.com


Awalnya, saat mulai mengambil peran sebagai UI/UX Designer di pekerjaan, saya punya anggapan tentang apa saja yang akan dilakukan oleh seorang UI/UX Designer.

Saya kira jobdesc yang dimiliki seorang UI/UX Designer adalah terlibat di tiap diskusi pembuatan produk (biasanya website atau aplikasi) dengan anggota tim lain, menerjemahkan hasil tiap diskusi menjadi sebuah User Interface (UI) yang memperhatikan aspek User Experience (UX) dari tiap desain layar website/aplikasi, dan juga pembuatan prototype. Sudah sampai situ saja.

Pengalaman di sebuah proyek freelance yang mengubah anggapan tersebut pada akhirnya. Proyek ini pernah saya dokumentasikan di profil Medium saya. Untuk yang penasaran, bisa klik link berikut:


Di proyek tersebut, anggapan saya tentang jobdesc UI/UX Designer memang benar terjadi dan saya kerjakan selama proyek berlangsung. Saya banyak berdiskusi dengan Product Owner soal apa saja fungsi dari setiap halaman website yang nantinya akan dibuat. Dan terjadi banyak diskusi juga dengan tim developer mengenai hal-hal teknis seperti teknologi apa yang dipakai, dan bagaimana keinginan dari Product Owner bisa kita terjemahkan menjadi sebuah halaman website yang nyata melalui desain yang saya buat dan juga baris-baris kode program yang mereka buat.

Menjadi 'jembatan' atau orang yang bisa menengahi antara kebutuhan Product Owner dengan apa yang bisa dilakukan oleh tim produksi (designer dan developer) menjadi tugas saya juga.

Setelah melewati banyak diskusi tersebut, selesailah desain dari tiap halaman website lengkap dengan interaksi antar halaman. Prototype website yang akan dibuat sudah jadi.

●●●

Pikir saya setelah ini bisa santai dulu, paling nanti balik kerja lagi kalau ada desain yang perlu direvisi. Misal, karena terlalu sulit untuk diimplementasikan oleh tim developer.

Beberapa revisi desain yang muncul sudah saya kerjakan juga. Prototype yang saya buat bisa dibilang sudah masuk status stabil, alias kemungkinan tidak ada revisi lagi. Tapi justru di tahap inilah saya punya jobdesc lainnya.


UI/UX Designer, Tidak Berhenti Sampai Buat Desain Saja, peran ui/ux designer, jobdesc ui/ux designer, masbobz.com
Source: unsplash.com


Tim developer sering meminta konfirmasi ke saya untuk detail dari tiap halaman website yang sedang mereka kerjakan. Karena mereka menggunakan desain dan prototype yang saya buat sebagai panduan, sudah sewajarnya ketika mereka perlu konfirmasi maka itu ditanyakan ke saya. Konfirmasi yang saya maksud disini contohnya seperti: informasi teks yang ditampilkan di sebuah halaman berasal darimana, apakah sebuah tombol bisa diklik lagi setelah sebelumnya sudah diklik, dan masih banyak lagi.

Konfirmasi tersebut memang bisa terjadi, salah satu penyebabnya karena keterbatasan prototype yang bisa dibuat. Akhirnya untuk detail seperti itu bisa dikonfirmasi langsung dengan designer.

Selesai membantu tim developer lewat berbagai konfirmasi dan disuksi selama proses development, sampailah pada tahap testing website yang sudah dikembangkan oleh tim developer

Karena ukuran tim belum besar, untuk jobdesc quality control dari apa yang sudah dikerjakan tim developer akhirnya saya ambil alih. Kebetulan jobdesc utama saya sudah selesai, dan yang paling paham desain & prototype yang saya buat adalah saya sendiri, rasanya masuk akal kalau urusan quality control ini saya yang kerjakan.



Tips Desain dan Freelance Masbobz, tutorial desain bahasa indonesia, belajar desain gratis



Tugas saya ingin memastikan, bahwa yang sudah mereka kerjakan bisa sesuai dengan apa yang sudah ditentukan di desain & prototype, dan juga berdasarkan diskusi selama proses development.

Selesai proses testing, saya catat satu per satu poin-poin perbaikan yang perlu dilakukan oleh tim developer. Perbaikan dari sisi tampilan website yang belum sesuai desain, alur yang belum sesuai dengan prototype, dan data yang ditampilkan di website yang belum sesuai.

Selanjutnya tim developer akan mengerjakan perbaikan yang saya catat tadi dan begitu selesai, saya akan melakukan testing lagi. Prosesnya akan diulang sampai semuanya benar-benar selesai dan sesuai panduan yang sudah dibuat.


●●●


UI/UX Designer, Tidak Berhenti Sampai Buat Desain Saja, peran ui/ux designer, jobdesc ui/ux designer, masbobz.com
Source: unsplash.com


Berdasarkan pengalaman tersebut, jika dirangkum, maka jobdesc seorang UI/UX Designer untuk ukuran tim yang belum besar kira-kira seperti ini (versi saya):

  1. Bisa menjadi 'jembatan' antara product owner dan developer

  2. Terlibat dalam setiap diskusi dengan product owner dan developer yang membahas soal apa saja yang akan dikembangkan dalam proyek. Sudah selayaknya, jika seorang UI/UX Designer punya pemahaman menyeluruh mengenai proyek atau produk yang dikembangkan, maka dia pun bisa menghasilkan output pekerjaan yang bagus pula

  3. Mencatat hasil dari tiap diskusi untuk bisa dijadikan dasar dalam pembuatan desain nantinya

  4. Mulai menerjemahkan hasil dari tiap diskusi dan juga kebutuhan dari proyek/produk menjadi sebuah low-fidelity (lo-fi) wireframe atau biasa saya sebut sketsa kasar dari desain nantinya. Tujuannya supaya segera bisa direvisi dengan cepat kalau ada yang perlu diperbaiki

  5. Melanjutkan pekerjaan dari lo-fi wireframe menjadi high-fidelity (hi-fi) wireframe. Di tahap ini, desain akhir yang nantinya akan dikerjakan oleh developer sudah terlihat

  6. Pembuatan prototype. Atau istilah saya untuk membuat interaksi antara satu desain halaman dengan yang lain. Ini sifatnya cukup krusial menurut saya, karena dengan adanya prototype, akan lebih memudahkan tim untuk memahami akan seperti apa jadinya produk yang dikembangkan

  7. Serah terima ke tim developer. Saya biasa menggunakan aplikasi Zeplin untuk mempermudah pekerjaan di tahap ini. Semua desain yang saya buat akan di-export ke Zeplin, supaya developer bisa mengambil berbagai macam assets (kode warna, logo, background, dll) yang dibutuhkan dalam proses development

  8. Membantu developer dengan memberikan jawaban yang mereka butuhkan jika ada hal-hal yang perlu dikonfirmasi dari desain dan prototype yang sudah dibuat

  9. Melakukan quality control hasil pekerjaan tim developer. Memastikan pekerjaan mereka sudah sesuai desain dan prototype yang dibuat.


●●●


Kesimpulan
Skala proyek dan ukuran tim yang berbeda, pasti akan berbeda juga jobdesc yang dimiliki UI/UX Designer. Contohnya, dengan ukuran tim yang lebih besar, proses quality control bisa digantikan satu tim khusus QA (quality assurance). 

Selama kita masih bisa pegang jobdesc tersebut tidak jadi masalah menurut saya. Karena pengalaman memang mahal harganya.


⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼


Comments

  1. artikel sangat menginspirasi dan bagus. terutama tentang topik desain ini yang memang susah kalo tidak punya imajinasi. terimakasih sudah berbagi. salam sukses dari matob .

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo matob studio, terima kasih sudah berkunjung dan senang rasanya tahu kalau tulisan saya bermanfaat untuk kamu. Sukses selalu!

      Delete
  2. UI UX merupakan hal yang harus dipelajari sebagai salah satu faktor cara membuat aplikasi. Artikel anda sangat bermanfaat..

    ReplyDelete

Post a Comment