Kenapa Uang Digital Buat Tidak Terasa?

Kenapa Uang Digital Buat Tidak Terasa, uang digital, uang digital adalah, uang digital indonesia
Original image: unsplash.com


Kurang lebih satu bulan terakhir, di aplikasi yang saya gunakan untuk pesan makanan, GoFood, sedang sangat gencar memberikan promo potongan harga. Saya mendapatkan banyak voucher diskon 10ribu rupiah dengan minimum pemesanan cukup 20ribu rupiah saja.

Menarik. Dan setiap dapat voucher itu, saya langsung dapat sebanyak 10 buah voucher, selama 3 minggu berturut-turut. Saya yang terbiasa makan di warung-warung yang menyediakan masakan rumahan, tiba-tiba beralih memesan berbagai makanan dari beberapa tempat makan yang harganya sedikit lebih mahal. Memanfaatkan momen, mumpung dapat diskon.

Voucher diskon tersebut akan makin dahsyat efeknya kalau pembayaran yang kita pilih menggunakan uang digital, dalam hal ini GoPay yang saya gunakan. Ongkir atau biaya pengantaran makanan bisa lebih murah dua ribu rupiah.

Bagi yang masih asing dengan istilah uang digital, menurut saya uang digital adalah uang fisik (bisa dalam bentuk kertas atau koin) yang kita simpan di sebuah rekening bank atau penyedia layanan pembayaran digital, yang selanjutnya bisa digunakan untuk berbagai macam transaksi.

Jadilah saya, selama tiga minggu mendapatkan voucher-voucher diskon tersebut, selalu melakukan top-up atau isi ulang saldo GoPay, entah lewat transfer dari rekening bank, atau langsung dari para driver Gojek. Top-up sejumlah 25ribu rupiah, 50ribu rupiah terasa sangat enteng saya keluarkan.

Memesan hidangan yang sifatnya pelengkap pun jadi dengan mudah saya lakukan. Hidangan seperti kopi susu yang lagi ramai di mana-mana, kentang goreng, dan sebagainya, jadi cukup sering saya pesan.

Rasanya ada semacam sugesti bahwa "Uang saya tidak berkurang, tapi saya bisa dapat apa yang saya mau".


Kenapa Uang Digital Buat Tidak Terasa, uang digital, uang digital adalah, uang digital indonesia
Original image: unsplash.com


Itu yang saya rasakan tiap kali bertransaksi menggunakan uang digital. Karena terbiasa mengeluarkan uang dari dompet untuk membayar apa yang saya beli, begitu menggunakan uang yang tidak terlihat secara fisik rasanya ada perasaan lega kalau uang yang ada di dompet tidak berkurang.

Kalau ini terjadi sekali dua kali saja mungkin masih oke ya. Tapi kalau sampai terjadi terus menerus dan sampai tidak ada lagi uang yang bisa digunakan untuk top-up saldo uang digital dan melakukan transaksi, akan kerepotan juga nantinya. Sementara kebutuhan yang lebih penting masih banyak.

Tapi, pada minggu ketiga mendapatkan voucher-voucher tersebut, saya mulai sadar "Pengeluaran untuk makan kok jadi berlebih". Memang saya berhasil mendapatkan harga makanan yang dua kali lebih murah dibandingkan harga normalnya. Tapi di hari-hari biasa saat makan di warung, pengeluaran untuk makan bisa lebih murah.

Akhirnya saya mulai cuek dengan voucher-voucher tersebut, dan menyikapinya dengan "Saya akan gunakan voucher ini kalau benar-benar lagi pengen saja". Karena sempat timbul keinginan untuk memanfaatkan semua voucher yang ada, karena belum tentu lain waktu ada, yang akhirnya berdampak pada sedikit demi sedikit uang yang selalu saya keluarkan untuk top-up saldo uang digital dan membuat pengeluaran jadi lebih banyak.

●●●

Menurut saya, kenapa uang digital membuat kita tidak merasa mengeluarkannya? Karena memang secara fisik kita tidak mengeluarkan uang sama sekali. Apalagi didukung dengan kemudahan menggunakannya juga, yang cukup beberapa kali klik tombol di aplikasi, transaksi sudah berhasil dilakukan. Belum lagi kalau dikombinasikan dengan berbagai macam diskon yang didapat, akan makin dengan mudah uang digital yang kita keluarkan, yang aslinya juga uang fisik yang kita punya.

Kesimpulannya, teknologi akan bisa membantu kita dalam banyak hal. Uang digital contohnya. Sekarang tidak perlu lagi bawa uang terlalu banyak di dompet. Tapi kalau tidak hati-hati memanfaatkan, dan jadi tergoda untuk terus menggunakan, maka bersiaplah untuk kesulitan mengatur pengeluaran.

Kita punya pilihan untuk pintar-pintar memanfaatkan berbagai macam kemudahan teknologi yang ditawarkan. Gunakan berbagai macam kemudahan itu sesuai kebutuhan kita, bukan kita yang mengikuti kebutuhan dari teknologi yang menawarkan kemudahan itu.


⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼⎼


Comments