Iklan dan Spotify-nya
Sumber dari unsplash.com |
Yakin lah saya bahwa hampir semua orang yang menikmati musik digital pasti pernah mengunduh lagu lewat situs seperti stafaband, lagubagus, dan situs-situs legendaris lainnya tempat mengunduh lagu pada masa warnet (warung internet) mulai bermunculan di Indonesia.
Dan yakin lah juga saya bahwa hampir di setiap lagu yang kita unduh dari situs-situs tersebut, pasti di beberapa file lagu tersebut terdapat foto selfie dari sesosok mas-mas yang mengenakan baju seragam pegawai.
Sekilas info:
Identitas mas-mas tersebut ternyata sudah terungkap di kaskus, ada yang membuat thread luar biasa ramai karena banyak yang penasaran juga ternyata. Bisa langsung cek di sini https://www.kaskus.co.id/thread/5211239540cb171905000003/mas-mas-ini-dewa-banget-dan-70-pasti-ada-di-pc-ato-hape-agan-no-hoax/?order=asc
Akses internet yang makin mudah didapatkan sampai ke smartphone, yang sebelumnya cukup terbatas karena banyak orang yang hanya bisa mengaksesnya di warnet, sukses mengubah kebiasaan orang-orang dalam mendengarkan lagu juga.
Yang sebelumnya harus repot-repot unduh dulu lagunya dari internet, lalu dimasukkan ke handphone, karena masih sulitnya akses internet di handphone pada masanya. Sekarang mayoritas berubah menjadi menggunakan layanan streaming lagu di aplikasi Spotify, Joox, dan semacamnya.
Kenapa begitu banyak orang yang berpindah ke layanan streaming untuk mendengarkan lagu? Menurut saya, karena layanan-layanan tersebut GRATIS, walau dengan embel-embel iklan jika kita tidak melakukan upgrade ke layanan yang berbayar.
Saya merupakan pengguna aktif layanan gratis Spotify sejak dua tahun terakhir, dan akhir-akhir ini lebih sering saya gunakana untuk mendengarkan podcast.
Untuk versi desktop-nya, saya bisa katakan puas walaupun sering disela oleh beberapa iklan yang lewat. Sedangkan untuk versi smartphone saya tidak terlalu sering menggunakannya.
Sejujurnya yang paling mengganggu dari versi gratis Spotify adalah jika anda menggunakannya di smartphone. Anda tidak akan bisa memutar lagu yang diinginkan saat itu juga karena otomatis sistem Spotify akan memutar lagu secara acak dari playlist tempat lagu yang anda inginkan berada. Ini tidak terjadi pada versi desktop.
Karena hal itu juga lah, saya lebih suka menggunakan Spotify di desktop.
Tapi, menurut saya, iklan yang mereka tampilkan entah itu di versi desktop atau smartphone boleh dibilang justru banyak yang keren. Baik dari segi grafis gambar, video, maupun audio-nya.
Terkadang saya malah menunggu iklan-iklan tersebut muncul, karena selain alasan sebelumnya, juga karena suara pengisi iklannya yang terdengar renyah, serasa bisa memberi semacam efek jeda yang pas di tengah-tengah proses mendengarkan playlist lagu yang panjang.
Kalau pihak Spotify ingin menarik lebih banyak penggunanya untuk beralih ke versi premium, saya mengusulkan agar iklan yang dimunculkan ke pengguna membuat mereka merasa "malu" dan "terganggu" dengan layanan gratis.
Contoh:
pengisi iklan memiliki suara yang "cempreng" dan mengeluarkan kalimat-kalimat yang ngecengin pengguna, seperti "hape mahal, motor keren, bayar mapuluhrebu buat ngilangin iklan ngga kuat", di iringi dengan tawa bengis dari si pengisi iklan. 😁
Itu hanya contoh, dan ide liar saya saja yang kepikiran seandainya saya pengambil keputusan tentang kebijakan iklan di Spotify. 😁
Comments
Post a Comment